Biografi Ibnu Jinni - Nama lengkap Ibnu Jinni adalah Abul Fath Utsman bin Jinni Al-Mushily (320-390 H/932-1001 M). Ia adalah ulama terkenal di bidang ilmu Nahwu dan sastra. Masa kecilnya dihabiskan di kota Mosul, Irak. Konon, ayahnya bekerja sebagai pembantu setia seorang hakim di Mosul bernama Sulaiman bin Fahd Al-Azdi. Sekalipun demikian, status sosial itu tidak menyurutkan Ibnu Jinni menuntut ilmu dan memperoleh pendidikan seperti anak-anak lainnya.
Sejak kecil, ia telah dianugerahi ghirah ilmiah atau semangat kuat untuk belajar dari para syeikh yang ada di daerah kelahirannya. Hampir semua halaqah (majelis taklim) telah dihadiri Ibnu Jinni untuk menuntut ilmu dari para pengasuh dan syekh yang ahli di bidangnya masing-masing. Di usianya yang masih belia, 17 tahun, ia telah menguasai ilmu sharaf. Hingga, Ibnu Jinni berkenalan dengan seorang syekh bernama Abu Ali Al-Farisi yang dikenal dengan pakar ilmu bahasa dan nahwu di zamannya. Sejak itu, Ibnu Jinni hanya menetapkan pilihannya untuk hanya belajar kepada Abu Ali Al-Farisi dan meninggalkan halaqah lainnya. Selama 40 tahun lamanya, Ibnu Jinni menjadi murid setia Abu Ali Al-Farisi hingga ia mewarisi semua ilmu dari gurunya.
Ibnu Jinni dan gurunya pindah ke kota Halb, ibukota Bani Hamdan. Di sana, mereka tinggal selama 5 tahun dan mendirikan majelis taklim yang dihadiri para ulama lainnya. Di kota itu pula, Ibnu Jinni dan gurunya berkenalan akrab dengan Al-Mutabbi, salah satu pakar di bidang bahasa dan sastra. Mereka saling bertukan pikiran tentang masalah-masalah tatabahasa Arab. Kemudian, Ibnu Jinni dan gurunya berpindah ke Damaskus, lalu ke Baghdad untuk melanjutkan misi dakwah dan taklim.
Karya ilmiah yang berhasil ditulis oleh Ibnu Jinni mencapai 67 buku. Namun, bukunya yang paling populer hingga kini adalah Al-Khashais, sebuah buku yang isinya komprehensip meliputi dasar-dasar ilmu nahwu, kaidah usul fiqh dan nahwu, dan analisis leksikologi terhadap makna-makna kosakata bahasa Arab. Buku yang terdiri dari 162 bab ini, pernah di hadiahkan kepada Sultan Baha'uddin Al-Buwaihi, tepatnya setelah guru Ibnu Jinni meninggal dunia.
Di bidang fiqih, Ibnu Jinni mengikuti madzhab Imam Hanafi. Di bidang akidah, ia lebih memilih sebagai pengikut mu'tazilah dan di bidang nahwunya condong ke madzhab ulama Basrah. Beberapa pendapat Ibnu Jinni yang mengundang kontroversi di dalam kitab Al-Khashais, antara lain: kritiknya terhadap kekurangan Al-Kitab karya Sibawaih dan pendapatnya yang menyatakan bahwa ilmu bahasa Arab termasuk kaidah Islam.
Disalin ulang dari buku Leksikologi Bahasa Arab karya H,M. Taufiqurrochman, M.A.
Diambil dari (http://www.al-arabiyyah.com/)
0 comments:
Posting Komentar