Syaiful Mustofa
(UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, Indonesia)
Sejarah membuktikan bahwa peran dan sumbangan madrasah tidaklah kecil terhadap hajad "mencerdaskan kehidupan bangsa". Sumbangan itu lebih nampak besar lagi bila kita saksikan betapa madrasah yang berdiri secara tradisional atas prakarsa dan partisipasi masyarakat melalui semangat lillahi ta'ala. Sekarangpun masih sangat banyak kita saksikan betapa madrasah mampu melayani kebutuhan pendidikan warga masyarakat, dimana menjangkau seluruh wilayah Republik Indonesia yang belum berhasil dijangkau oleh sekolah umum melalui sistem sekolah konvensional atau sekolah inpres.
Pengalaman juga membuktikan bahwa tidak selamanya reputasi madrasah "kalah" bersaing dengan sekolah umum. Kini bisa kita saksikan adanya madrasah yang memiliki prestasi dan reputasi lebih dari sekolah umum. Para pengelola madrasah seyogyanya segera melihat dan membaca kecenderungan fenomena ini sebagai peristiwa belajar, khususnya bagi upaya berlomba meraih prestasi, meningkatkan mutu layanan madrasah, dan yang menimbulkan dampak positif bagi masyarakat, bangsa, dan negara (Soedomo, 1995).
Dalam rangka antisipasi kecenderungan masa depan madrasah yang akan berkompetsi dengan lembaga lain, maka manajemen madrasah harus ditata ulang. Manajamen yang selama ini lebih mengandalkan faktor intuisi dan pengalaman, harus diganti dengan manajemen moderen yang lebih menekankan pada keterbukaan dan sikap visioner.
Manajemen moderen memberikan peluang mengakomodasikan pihak-pihak berkepentingan untuk “urun rembuk” secara positif terhadap peningkatan kinerja madrasah, yang terefleksikan dalam perumusan visi, misi, tujuan dan program-program prioritas madrasah yang disusun secara kolaboratif. Dengan demikian, kondisi sarana prasarana pendidikan, mutu sumber daya manusia, dan dukungan pembiayaan bagi pengembangan madrasah, sesuai aspirasi pihak-pihak yang berkepentingan dengan madrasah (Puslitbang Penda dan Keagamaan, 2001).
Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau ICT (information communication and technology) yang ditambah dengan fasilitas internet memungkinkan pengembangan layanan informasi yang lebih baik dalam suatu institusi pendidikan. Dengan keterlibatan TIK dalam konteks pendidikan tingkat dasar hingga pendidikan tingkat tinggi memunculkan istilah baru yaitu smart school. Sementara dalam konteks perguruan tinggi, keterlibatan TIK memunculkan berbagai istilah baru juga, seperti cyber university, cyber campus, village university, virtual university, virtual classroom, digital campus dan istilah lain terkait dengan pelayanan elektronik.
Istilah-istilah tersebut menuntut pimpinan institusi pendidikan untuk melakukan perubahan paradigma dalam memanfaatkan TIK. Unesco dalam beberapa publikasi formalnya menegaskan betapa pentingnya keberadaan dan pemanfaatan TIK di dalam lingkungan sistem pendidikan dasar dan menengah. Spektrum pemanfaatan TIK pada sistem pendidikan adalah sebagai alat bantu atau sarana belajar mengajar sampai dengan fungsi TIK sebagai alat bantu penyelenggaraan atau manajemen pendidikan di sekolah (Indrajit: 2005).
0 comments:
Posting Komentar