Oleh: Dr.H.Nazri Syukur, M.A
(Penulis Revolusi Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab)
Bahasa Arab masuk ke Indonesia bersama-sama dengan masuknya agama islam di Nusantara ini. Namun kapankah Islam masuk ke Nusantara? Suatu pertayaan yang sulit dijawab. Oleh karena itu, para pakar sejarah mengadakah muktamar di medan pada tahun 1963 dan hasilnya adalah bahwa agama islam masuk ke Nusantara pada abad pertama hijriah (tahun enam ratusan). Hasil muktamar ini juga didukung oleh hasil muktamar lain yang diadakan disumatera barat yang menyepakati bahwa islam masuk ke maningkabau sekitar abad 7-8 masehi.[1]
Bahasa Arab menurut hadi, masuk ke Nusantara melalui para pedagang muslim dari Arab dan Persia. Dengan demikian, usia bahasa Arab di Nusantara telah mencapai lebih dari 12 abad. Dalam rentang waktu yang panjang itu, bahasa Arab telah mengalami pasnag surut sesuai dengan hokum besi sejarah. pada masa dalulu, bahasa Arab pernah menjadi bagian yang amat penting dalam ekspresi budaya suku-suku bangsa di Nusantara. Bahkan huruf Arab sempat menjadi primadona sampai menjelang perang dunia I.
Pemerintah kolonial belanda memiliki peran penting dalam kemunduruan pengaruh bahasa Arab di Indonesia. Pemerintah kolonial belanda mengganti huruf Arab dengan huruf latin dan berupaya secara sistematis mengurangi pengaruh bahasa Arab di Nusantara.[2] Kolonial spanyol mendirikan sekolah-sekolah umum seperti seminari-seminar di solor, Maluku. Portugis mendirikan pendidikan lebih tinggi di goa. Kemudian belanda mendirikan sekolah-sekolah di berbagai tempat di Nusantara, seperti Batavia, Pantai Utara, Makassar, Timor, Sumatra barat, Cirebon, dan Banten.[3]
Pada masa penjajahan itulah bahasa Arab di Nusantara mengalami kemerosotan peran dan hanya dipelajari di pondok-pondok pesantren yang eksklusif. Dalam artian tidak dipelajari secara utuh sebagai alat komunikasi, melainkan terbatas sebagai alat untuk memahami kitab-kitab keagamaan. Keadaan ini memunculkan kesan bahwa bahasa Arab hanya layak dipelajari oleh ”kaum sarungan” di pesantren dan tidak layak dipelajari oleh kaum priyayi di sekolah.
Keadaan ini mulai berubah seiring dengan modernisasi pondok pesantren yang dimulai pada tahun 30-an. Diantara ciri modernitas pondok pesantren adalah dimasukkannya pelajaran umum dalam kurikulum. Bahkan yang lebih mendasar, dihapuskannya dikotomi pelajaran agama dan pelajaran umum dan diajarkannya bahasa Arab secara utuh sebagai alat komunikasi dengan metode-metode baru yang berkembang pada waktu itu. Namun modernisasi itu sangat lamban, karena pondok pesantren umumnya sangat kuat berpegang teguh pada tradisi sehingga tidak mudah menerima pembaharuan.[4]
Upaya pembaharuan pembelajaran bahasa Arab yang cukup signifikasi dimulai pada pertengahan tahun 70-an. Gaung pembaharuan ini cukup luas karena diprakarsai oleh pemerintah (department agama) dan didukung oleh para pakar di perguruan tinggi (IAIN salah satunya) terkemuka pembaharuan ini melahirkan lembaga-lembaga bahasa di IAIN dan penetepan All In One System dengan pendekatan aural-oral dalam pembelajaran bahasa Arab, baik di perguruan tinggi maupun madrasah.
Pada saat yang sama terjadi pula pembaharuan pembelajaran bahasa Arab pada lembaga-lembaga pendidikan dan lingkungan department pendidikan dan kebudayaan, baik di perguruan tinggi maupun disekolah menengah. Ditengah semangat pembaharuan ini, di Jakarta berdiri Lembaga Pendidikan Bahasa Arab (LPBA) yang berafiliasi kepada Universitas Al-Imam Muhammad Bin Sa’ud Al-Islamiyah Di Riyadh, Arab Saudi. Lembaga yang sekarang bernama Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam Dan Arab (LIPIA) ini merupakan salah satu factor pendorong pembaharuan pembelajaran bahasa Arab di Indonesia.[5]
Referensi
Ahmad’ Abd Al-Syukur,”Intisyar Al-Lugah Al-Arabiyyah Wa Musykilatuh Fi Indunisiya”. Aljami’ah, Juli-Desember 2002.
Ahmad Fad Effendi, Peta Pengajaran Bahasa Arab Di Indonesia”. Dalam Jurnal Bahasa Dan Seni, 29 Oktober 2001.
I. Jumhur Dan Danasaputra, Sejarah Pendidikan (Bandung: Cv Ilmu. 1974).
[1] Ahmad’ abd al-syukur,”intisyar al-lugah al-arabiyyah wa musykilatuh fi indunisiya”. Aljami’ah, juli-desember 2002, hal. 471-472.
[2] Ahmad fad effendi, peta pengajaran bahasa arab di Indonesia”. Dalam jurnal bahasa dan seni, 29 oktober 2001, hal.407.
[3] i. jumhur dan danasaputra, sejarah pendidikan (bandung: cv ilmu. 1974), hal.115-118.
[4] Ahmad fuad affendy, peta, hal.408.
[5] Ibid, hal.409.
1 comments:
film kartun islami bahasa arab
http://fathulwahhab.blogspot.com/2012/11/koleksi-film-kartun-islami-berbahasa.html
film kartun dubbing bahasa arab
http://fathulwahhab.blogspot.com/2012/11/koleksi-film-kartun-dubbing-dengan.html
film islami bahasa arab (bukan kartun)
http://fathulwahhab.blogspot.com/2013/01/koleksi-film-islami-bahasa-arab-bukan.html
Posting Komentar