Oleh: Ach Farouq Abdullah S.Pd.I
(Jurusan PBA Universitas Darussalam Gontor)
Nama lengkapnya Amr Bin Utsman Bin Qanbar Abu Bisyr, dijuluki nama Sibawaih. Dia asli kelahiran Negara Persia, tepatnya dikota Baidha. Kemudian ia bersama keluarganya hijrah ke kota Basrah, dan di sana ia tumbuh berkembang dalam lingkungan ilmiah. Ilmu pengetahuan pertama yang dia pelajari adalah Fikih dan Hadist. Sibawaih mempelajari hadis dari Hamad Bin Sahnah.
Pada suatu hari, Sibawaih menerima diktean hadis dari gurunya, hamad yang berbunyi :
لَيْسَ مِنْ أَصْحَابِى إِلاَّ مَنْ لَوْ شِئْتَ لأَخَذْتُ عَلَيْهِ لَيْسَ أَنَا الدَّرْدَاءِ
Sibawaih langsung menyanggah sambil berkata :
لَيْسَ أَبُوْ الدَّرْدَاءِ
Dia menduga lafazh abu darda adalah isim laisa. Gurunya langsung menimpali: kamu salah wahai Sibawaih. Bukan itu yang kamu maksudkan, tetapi lafazh laisa disini adalah istitsna ! Maka Sibawaih langsung berkata:” tentu aku akan mencari ilmu, dimana aku tidak akan salah membaca.” Akhirnya Sibawaih belajar ilmu nahwu kepada khalil sampai menjadi ilmuwan terkenal.
Cerita lain mengisahkan, bahwa suatu ketika Sibawaih bersama jama’ah lainnya sedakng menulis suatu hadist nabi, sementara gurunya, hamad sedang mendiktekan hadis mengenai kisah shafa: صعد رسول الله الصفا (rasulullah turun ditanah shafah). Sibawaih langsung menyanggahnya dan berkata: الصفاء . maka gurunya berkata: ahai orang Persia, jangan katakan “ ash-shafa’a”, karena kalimah ash-shafa’ah adalah isim maqshur.” Ketika pengajian selesai, Sibawaih langsng memecahkan penanya, sembari berkata:” aku tidak akan menulis suatu ilmu pengetahuan sampai akau dapat mematangkan dahulu dalam bidang bahasa arab. “ mungkin, hikmah dibalik dua kejadian itulah yang membuat Sibawaih sangat serius mempelajari nahwu, dan akhirnya menjadi pakar nahwu terkenal.
Guru Sibawaih dalam bidang nahwu adalah imam khalil bin ahmad al-farahidi. Dia guru besar Sibawaih, sementara khalil sendiri adalah murid abu amr bin al’ala, seorang ahli qira’at sab’ah.
Sibawaih pernah berdebat dengan imam kisa’I, tokoh ulama kufah. Pada saat itu sibawah hendak pergi ke kota Baghdad pada masa raja harun ar-rasyid dan menteri yahya bin Khalid al – barmaki. Sibawaih meminta menteri yahya agar dapat mempertemukan antara dia dan al-kisa’i. maka yahya menasihatinya agar ia tidak melakukan itu. Namun Sibawaih bersikeras ingin bertemu sekaligus mengajak debat terbuka. Acara pertemuan itu di adakan di rumah harun ar-rasyid. Melainkan, bahwa sebelum oleh murid-murid al – kisa’i. di antara mereka ada al-ahmar, hisyam, dan al-fara. Kemudian mereka berdebat dengan sebelum al-kisa’I bertemu, karena mereka lakukan itu untuk menjatuhkan syaukah(kekuatan mental)( Sibawaih. Lalu tidak lama al-kisa’I menghadap dan berdebat dengannya dalam masalah terkenal pada masa itu. Yaitu “ zumburiyah”.
Sibawaih memenangkan perdebatan itu. Kemudian yahya al-barmaki member hadiah kepadanya sebesar sepuluh ribu dirham dari saku pribadiya. Maka dari mulai itulah Sibawaih menjadi orang terkenal. Kemudian tidak lama ia pindah ke kota ahwaz dan wafat pada saat usianya masih muda. Nama Sibawaih berasal dari bahasa asli Persia yang berarti semangka yang harum. Banyak kitab yang menulis tentang biografi Sibawaih , diantaranya kitab karnya ahmad badawi. Yaitu kitab Sibawaih : hayatuhu wa kitabuhu dan penulis ali an-najedi nashif yaitu kitab Sibawaih imam an-nuhat.
Biografi Imam Sibawaih (Ulama Ahli Nahwu)
Nama | : Amr Ibn Ustman Qanbar Abu Bisyr (seorang budak dari Ibn Harits ibn Ka’ab ibn Amr ibn ‘Ullah ibn Malik ibn Udad) |
Posisi | :Ulama’ NAHWU (tata bahasa arab) |
Tempat lahir | :Daerah Baidha (sebuah desa di negeri Persia berdekatan dengan syairaz) |
Tahun lahir | :148 H. / 765 M. |
Anak | :Baysar |
Gelar | :Sibawaihi
( dalam bahasa Persia yang artinya bau harum buah apel) Konon, menurut berita yang saya dapat, badan beliau mengeluarkan bau yang bau harumnya seperti bau buah apel. Itulah kenapa beliau dijuluki “Sibawaih” . |
Nama-nama guru | :syaikh Hammad ibn Salmah ibn Dinar (ahli hadits terkenal) , Imam Khalil bin Ahmad al-Farahidi ( seorang yang sangat alim dalam bidang Nahu sekaligus pencipta ilmu A’ruud /ilmu timbangan syiir) , syaikh Yunus ibn Habib dan syaikh Isa ibn Umar, syaikh Abu al-Khattab al-Akhfasy, dll. |
0 comments:
Posting Komentar