Oleh : Ach Farouq Abdullah S.Pd.I
(Jurusan PBA Di Universitas Darussalam Gontor)
Kitab al-ain merupakan kitab kamus pertama yang sampai kePada kita. Disamping itu, khalil menulis kitab Al-Arudh, Asy-Syawahid, Al-Jumal, Al-Iqna, dan An-Naqth Wa Asy-Syakal.
Diantara metode penulisan yang digunakan al-khalil dalam kitab al-ain adalah sebagai berikut.
1. Urutan entri-entri sesuai dengan makhraj (tempat keluar) suara sebagai berikut.
و ي ا - ف ب م - ر ل ن - ظ ذ ث - ط د ت - ص س ز- ج ش ض – ق ك – ع ح هـ خ غ
Khalil menyusun urutan huruf tersebut berdasarkan huruf mulai dari ujung tenggorokan sampai syafah (bibir)
2. Penyusunan jumlah kalimah (kata) mengikuti aturan huruf-huruf asli, tanpa memperdulikan huruf-huruf tambahan atau huruf-huruf yang dibalik/dioplos(taqlibat).
3. Mengikuti susunan taqlibat (pembalikan huruf ) yang digagas khalil sendiri. Ia memproses satu kalimah dan membaliknya masih dalam satu tempat. Misalnya kita dapat menemukan kalimah
ب ع د- ب غ د – ب ع د – د ع ب - د ب ع – ع د ب – ع ب د semuanya dalam satu entri kalimah serta berada di bawah huruf ain (ع), karena huruf ain lebih dahulu dari (ب) dan د) (؛sesuai uruban makhraj huruf. Untuk itu, khalil memulai kamusnya dengan entri kalimah عق kemudian عك, tetapi ia tidak melanjutkan kepada kalimah – kalimah yang tersusun dari huruf’ ain dan ha atau dari huruf ain dank ha misalnya.
Kenapa khalil tidak memulai dengan hamzah kemudian ha, padahal keduanya merupakan bagian dari ujung huruf tenggorokan? Dapat disimak dari perkataanya sendiri: “ aku tidak memulai dengan hamzah, karena ia bertemu dengan naqs(kurang), hadzaf(membuang), dan taghyir(mengubah). Tidak juga dengan alif, karena huruf alif tidak dapat ditempatkan di awal kalimah, tidak dalam isim dan fi’il. Tidak dimulai dengan ha’ (هـ) karena ia merupakan suara yang pelan dan tidak terang. Maka aku tempatkan pada alur kedua. Disana terdapat huruf ع dan ح, maka akau temukan ternyata huruf ain lebih terang dibandingkan dua huruf lain. Untuk itu, aku mulai dengannya agar lebih bagus dalam susunan . suatu pengetahuan tidak berarti lebih dahulu atas pengetahuan lain. Karena semuanya butuh pada pengertiannya. Maka apa saja yang aku mulai itu baik dan lebih utama didahulukan. Karena akan lebih banyak digunakan secara bebas.
4. Mendatangkan Syawahid (bukti kutipan) dalam kebanyakan kelimah yang dijelaskan. Syawahid tersebut dalam bentuk syair. Hadis dan al-qur’an. Namun lebih sering menggunakan syair dan al-qur’an
5. Banyak menetapkan sanad dan sebagian tokoh yang semasa denganya,. Namun kebanyakan tokoh dari kalangan murid-muridnya sendiri, seperti Al-Ushmu’i, Abi Ubaidah dan Sibawaih.
0 comments:
Posting Komentar