Oleh : Ach Farouq Abdullah S.Pd.I
(Jurusan PBA Di Universitas Darussalam Gontor)
Kegiatan belajar mengajar bahasa tak lepas dari penguasaan makhorijul huruf hijaiyah. Tanpa penguasaan yang baik akan membawa kepada perubahan pada makna itu sendiri. Sebagai contoh perkatan bahasa صَالِحٌ mempunyai makna” orang baik” tetapi jika dibaca سَالِحٌ maka makna tersebut menjadi “orang bersenjata”, penekanan inilah yang penulis ingin membahasnya karena pengucapan antara bahasa Indonesia dan bahasa Arab memiliki perbedaan perbedaan tersebut akan berpengaruh pada saat proses pembelajaran bahasa yang mana dengan salah pengucapan akan mengakibatkan salah makna.
Problematika pembelajaran bahasa
Permasalahan yang sering terjadi disaat dalam prosess pembelajaran bahasa adalah pengucapan terhadap huruf – huruf hijaiyah yang mana setiap huruf mempunyai makhrajnya tersendiri yang berlainan antara satu hijaiyyah dengan hijaiyyah yang lain. Selain itu permasalahan juga terjadi disebabkan perbedaan yang dimiliki oleh seorang anak yang sejak kecil hanya menggunakan satu bahasa misalnya bahasa latin (Indonesia), mempunyai kebiasaan untuk menggunakan bahasa yang diketahuinya itu kini bahasa yang ia gunakan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pengalamanya dalam bentuk perbuatan-perbuatan dan pengenalan tentang barang-barang .
ketika seorang anak dalam proses belajarnya di sekolah harus mempelajari sesuatu bahasa asing sebernarnya ia menghadapi masalah seperti pengenalan unsure – unsure bahasa yang terdiri dari unsure suara, kosa kata, tata kalimat, dan juga tulisan, maka dari itu proses mempelajari bahasa sebagai bahasa asing bagi orang Indonesia harus memerlukan usaha-usaha untuk membentuk dan membina kebiasaan baru yang dilakukan secara sadar sedangkan ketika mempelajari bahasa ibu. Proses pembelajaran itu berlangsung tanpa sadar.
Perbedaan bunyi didalam pengejaan bahasa arab dengan bahasa latin karena huruf hijaiyah lain dengan huruf latin sebagai contoh huruf latin “p” tidak ada dalam bahasa. Bila pelajar mempelajari bahasa Indonesia, mereka akan mengalami masalah untuk menguasai huruf latin. (Mik Mohd Rahimi Nik Yusoff, Harun Baharudin, Kamrulzaman Abdul Ghani, “ Pembelajaran Bahsa Arab Sebagai Bahasa Kedua: Tahap Sebutan Huruf Hijaiyah Arab” makalah disampaikan ketika seminar internasional di cios, 2010)
Berdasarkan (Ilmu Aswat Lughotul Arabi Karya Dr. Abdul Ghofar juz 2 1408 H /1988 M) bahwa huruf hijaiyah memiliki kesamaan bahasa didalam pengejaan huruf antara bahasa latin dan jika dilihat dari keluarnya suara seperti hurufو , م ,ل ,ف ,ن ,ب ,ي ,د ,ش ,س ,خ ,ء ,هـ ,ك ,ت , dan huruf – huruf tersebut mewakili huruf-huruf latin yaitu (k, h, a, kh, s, sh, d, y, b, n, f, l, m, w, t.) sedangkan huruf – huruf yang tidak terdapat dalam huruf latin berdasarkan keluarnya suara seperti ع, ح, خ, غ, ق.
Perbedaan sebuatan ini akan membawa kepada kesukaran untuk mengajarkan huruf hijaiyyah yang tidak ada dalam huruf latin, terutama kepada para pemula yang belum mengenal bahasa arab.
Tata Bunyi Dan Ortografi (bentuk tulisan) Bahasa
Huruf memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari huruf latin seperti Indonesia. Diantara perbedaan tersebut ialah bahwa hurf bersifat sillabary, dalam arti tidak mengenal huruf vocal karena semua hurufnya konsonan. Perbedaan lainnya ialah cara menulis dan membaca dari kanan ke kiri. Perbedaan ini merupakan problema tersendiri dalam mempelajari bahasa Arab sebagaimana siswa yang hanya mengenal huruf latin seperti siswa siswi Indonesia pada umumnya
Ada beberapa tehnik atau bisa juga disebut metode untuk mengajarkan baca-tulis huruf atau mengenalkan bunyi bahasa arab did dalam bukunya (Effendy Ahmad Fuad “ Metodology Pengajaran Bahasa Arab” Misykat , malang,2005) seperti :
1. Metode Alpabetik
Metode ini dimulai dengan pengenalan nama-nama huruf dan bentuk tulisannya selanjutnya dikenalkan bunyi huruf konsonan setelah digabungkan dengan huruf vocal sehingga membentuk sebuah fonem misalnya (b-u = bu, d-i = di) karena huruf semuanya konsonan, maka dalam bahasa diciptakan tanda vokal berupa syakal yang diletakan diatas dan dibawah huruf. Pada tahap pengenalan bunyi, disajikan huruf-huruf vocal seperti:
بَ بِ بُ- تَ تِ تُ – ثَ ثِ ثُ- خَ خِ خُkemudian dilanjutkan dengan latihan-latihan intensif dan berulangulanggabungan – gabungan huruf yangmembentuk kata sampai dengan kalimat
2. Metode Bunyi ( صوتية )
Dalam metode pembelajaran bahasa arab ini, pembelajaran tidak dimulai dengan pengenalan nama huruf, tapi langsung pada bunyi. Dalam hal ini ada dua cara yang lazim digunakan, yaitu cara sintesis (merangkai) dan cara analisis (mengupas)
1) Metode Sintetis ( التركيبية )
Metode ini dimuali dengan mengenalkan bunyi huruf-huruf, kemudian dirangkai menjadi kata. Contoh : ن – ب- ت نَ بَ تَ نَبَتَ
2) Metode analitis ( التحليلية )
Metode ini dimulai dengan kata kemudian dikupas menjadi bunyi huruf-huruf. Atau dimulai dengan kalimat, kemudian dikupas menjadi kata-kata dan dikupas lagi menjadi huruf-huruf. contoh: قَلَمٌ قَ لَ مٌ قَ – لَ - مٌ
Kesimpulan
Melatih murid – murid mengenal huruf hijaiyyah merupakan latihan dasar sebelum melatih kemahiran membaca. Kebolehan murid-murid dalam mengenal, mengatakan, mengeja hijaiyyah merupakan salah satu petunjuk untuk memudahkan didalam pembelajaran qur’an dan Bahasa Arab.
1 comments:
In a quest to smoothen and clarify users’ preference, mail.com offers webmail and email service at its best.
http://www.kikguru.com/mail-com-free-web-mail-account-www-mail-com/
Posting Komentar