PENDIDIKAN BAHASA ARAB
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
  • Belajar B.Arab Melalui Cerita Bergambar
  • Teknik Menarik dalam Mengajar B. Arab
  • Kiat Sukses Belajar Bahasa Arab
  • Sejak Dini Belajar Bahasa Arab
  • Pentingnya Belajar Bahasa Arab
  • Mudah Belajar Bahasa Arab
  • Belajar Cepat Bahasa Arab
  • Mengapa belajar bahasa Arab ?
  • Belajar Bahasa Arab, Sulitkah ???
  • Tehnik Belajar Bahasa Arab
  • Wajibkah Belajar Bahasa Arab ??
  • Belajar online bahasa arab
  • Kesulitan Belajar Bahasa Arab
  • Situs Translate Bahasa Arab
  • Pendekatan Pembelajaran Bahasa Arab
  • Problematika Pembelajaran Bahasa Arab
  • Pembelajaran Kosakata Bahasa Arab
  • Teknik Main Peranan dalam Pemb B.Arab
  • Teknik Sumbangsaran dalam Pemb B.Arab
  • Teknik Simulasi dalam Pemb B.Arab
  • Teknik Latih-Tubi dalam Pemb B.Arab
  • Metode Pembelajaran Sya'ir Arab
  • Implementasi Teknologi Dlm Pemb B. Arab
  • Huruf Hijaiyah Awal Pembelajaran B.Arab
  • Metode Pemb Klasik & Modern B.Arab
  • Metode Pembelajaran B.Arab Secara Umum
  • Pemb B.Arab (Active Learning) Silberman
  • PEMIKIRAN BAHASA ARAB

    Problematika Pembelajaran Bahasa Arab

    Drs. H. Ahmad Izzan, M.Ag
    (Penulis Buku Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab)

    Belajar suatu bahasa, baik bahasa ibu (mother tongue) atau bahasa nasional yang menjadi simbol kebangsaan, pada masa kanak-kanak merupakan proses yang mau tidak mau mesti berlangsung. Proses yang tak dapat dihindari dan sebuah keniscayaan. Disebut bahasa ibu karena bahasa ini dipakai oleh anak-anak saat ia berkomunikasi dengan ibunya ketika ia mulai belajar bicara. Seorang anak yang dibesarkan di lingkungan masyarakat yang berbahasa daerah tertentu, misalnya bahasa jawa dan sunda,  anak tersebut akan menjadikan bahasa daerah sebagai “ bahasa ibunya”

    Bahasa nasional ialah bahasa yang dipakai sebagai bahasa resmi dalam Negara atau bangsa tertentu. Bahasa nasional kesatuan republik Indonesia adalah bahasa Indonesia se-bagaimana yang dikukuhkan pada sumpah pemuda puluhan tahun yang lalu. Mempelajari sebuah bahasa bukan hanya mempelajari bahasa berdasarkan kurikuler, melainkan juga harus belajar dari masyarakat sekitar ( bahasa komunikasi yang berkembang mulai dari yang terdekat, seperti ibu, bapak, nenek, adik, dan teman-sahabat bermain hingga seseorang memasuki lembaga pendidikan formal. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa anak didik Indonesia meskipun ia belum memasuki lembaga sekolah sudah memiliki pengalaman berbahasa, baik bahasa ibu maupun bahasa Indonesia atau bahkan kedua-duanya karena Indonesia termasuk Negara yang menggunakan dwibahasa, yakni bahasa nasional dan daerah.

    Seseorang yang mempelajari bahasa asing, misalnya bahasa arab disekolah formal, madrasah, pesantren, akademi, dan perguruan tinggi tergolong sebagai orang yang berkepandaian khusus. Setiap tahunnya, ribuan bahkan mungkin ratusan ribu orang yang bersemangat mempelajari bahasa asing dengan motif dan tujuan yang berbeda-beda. Diantara yang puluhan atau bahkan ratusan ribu orang itu yang berhasil baik dan mencapai tujuan demikian?  sebab pertama dan paling utama adalah orng yang mempelajari bahasa asing tersebut sudah memiliki pengalaman berbahasa komunikasi dengan bahasa ibu. Bahasa ibu inilah yang dipandang sebagai penghambat, meskipun seseungguhnya tidaklah demikian. Kita tentu sudah mafhum bahwa pengalaman berbahasa seseorang berbeda-beda antar seseorang dan orang lainnya. Seorang anak yang sejak kecil hanya menggunakan satu bahasa, mislanya bahasa Indonesia, mempunyai kebiasaan utnuk menggunakan bahasa yang diketahuinya itu. Kini, bahasa yang ia gunakan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pengalamannya dalam bentuk perbuatan-perbuatan dan pengenalan tentang barang-barang. Pengalaman yang bertambah dan tertanam kuat dalam benak ketika berhubungan erat dengan penambahan pelajaran bahasa pada perkembangan selanjutnya, meskipun tanpa disadarinya.

    Ketika seorang anak dalam proses belajar disekolah harus mempelajari sesuatu bahasa asing, sebenarnya, ia menghadapi masalah yang sama, yaitu melalui tahap-tahap pengenalan pendengaran, dan pengucapan. Tetapi,tahap yang ditempuh tentu dalam wujud yang sangat jauh berbeda, misalnya perbedaan dalam segi suara, kosakata, tata kalimat, dan juga tulisan. Unsur –unsur bahasa yang diajarkan dalam tingkat anak-anak akan sangat jauh berbeda dengan unsur-unsur bahasa yang diajarkan ditingkat pelajar (bahasa ibu dan nasional) karena bagaimanapun tidak ada bahasa yang unsur –unsur atau strukturnya sama. Jadi, dapat dikatakan bahwa proses mempelajari bahasa arab sebagai bahasa asing bagi orang Indonesia merupakan usaha-usaha yang khusus untuk membentuk dan membina kebiasaan baru yang dilakukan secara sadar, sedangkan ketika mempelajari bahasa ibu, proses pembelajaran itu berlangsung tanpa sadar. Seorang pelajar sudah penah mendapatkan pengetahuan tentang gramatika bahasanya sendiri ia akan berusaha pula untuk mendapatkan hal yang sama ketika ia mempelajari bahasa asing.

    Menurut hemat kami, proses kamajuan mempelajari bahasa bagi orang Indonesia sangat bergantung pada sejauh mana perbedaan dan persamaan antara bahasa pelajar dan bahasa arab yang dipelajarinya dan sejauhmana bahasa pelajar itu dapat mempengaruhi proses pembelajaran bahasa arab. Dalam pengajaran bahasa asing, ada sebah prinsip yang harus selalu menjadi rujukan, yaitu bahwa persaman-persamaan antar bahasa pelajar dan bahasa asing yang dipelajari dapat menimbulkan berbagai kemudahan, sedangkan perbedaan-perbedaan yang ada dapat menimbulkan berbagai kesulitan. Atas dasar prinsip itu, sebelum memberi pelajaran dikelas, seorang guru bahasa arab harus sudah membuat catatan dan daftar mengenai perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan itu terlebih dahulu, baik mengenai tata bunyi, kosakata, tata kalimat, tulisan. Sulit dipungkiri bahwa perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan itulah yang sering menjadi masalah dan menimbulkan kesukaran daam proses pembelajaran bahasa arab permasalahan ini terkadang kurang disadari oleh sebagian guru bahasa arab, baik guru bahasa arab yang berasal dari Indonesia maupun guru penutur aslinya (native speaker).

    Seorang guru bahasa arab seharusnya banyak menaruh dan mencurahkan perhatiannya kepada perbedaan-perbedaan itu karena para pelajar secara umum banyak yang membuat kesalahan dalam hal-hal yang berkaitan dengan perbedaan – perbedaan antara bahasa asing dan bahasa ibu seorang pelajar. Tegasnya, tindakan yang harus dilakukan untuk mempelancar proses belajar bahasa asing harus diawali oleh seleksi materi pelajaran, uruatan, dan cara penyajianya. Namun, uraian tentang persamaan-persamaan yang ada antara bahasa ibu dan bahasa asing harus didahulukan dari pada perbedaan-perbedaannyta, terutama bagai tingkat pemula. Langkah ini dilakukan untuk menghindari timbulnya kesan bahwa bahasa arab itu bahasa yang sangat sulit dipelajari. Selama ini, bahasa arab merupakan pelajaran ang sangat ditakuti oleh sebagian besar pelajar disekolah, termasuk pesantren sekalipun. Ini terjadi karena seleksi materi pelajaran, urutan, dan cara penyajiannya yang kurang sesuai dan tidak disesuaikan dengna situasi kondisi psikologi pelajar Indonesia.

    Sebagaimana sudah kita ketahui bahwa, selama ini, buku-buku pelajaran bahasa arab yang digunakan di madrasah dan pesantren banyak yang berasal dari Negara-negara arab yang tentu saja belum dilakukan penyesuaian untuk proses pengajaran bahasa bagi orang asing, termasuk orang Indonesia. Realitas ini memungkinkanadannya penyeleksian materi, urutan, dan cara penyajian yang hanyak cocok bagi pelajar yang sudah memiliki dasar tentang bahasa arab. Padahal materi tersebut sungguh pun sangat bagus belum tentu tepat dan cocok untuk pelajar Indonesia. Atas dasar itu, penerbitan buku-buku teks tentang pelajaran bahasa arab bagi semua tingkatan, mulai dari tingkatan ibtidaiyah, tsanawiyah, a’liyah hingga perguruan tinggi sangat diperlukan. Demikian pula halnya buku-buku teks  untuk perguruan tinggi yang harus dibagi dalam tiga tingkatan yaitu tingkat pemula( marhalah ibtidaiyyah), tingkat menengah (marhalah muthawasithah) dan tingkat lanjutan(marhalah muqaddimah).

    Berdasarkan uraian-uraian diatas, dapat dikatakan bahwa orang Indonesia yang besar minatnya untuk mempelajari bahasa arab pasti banyak menemui problematika kebahasaan yang harus diatasinya sendiri, baik yang bersifat linguistik seperti mengenai tata bunyi, kosakata, tata kalimat, dan tulisan maupun bersifat non linguistik seperti yang menyangkut segi sosio budaya permasalahan –permasalahan seperti inilah yang harus diperhatikan dan diamati secara cermat ketika sorang penyusun bermaksud menulis pelajaran bahasa arab untuk orang Indonesia.

    1 comments:

    ALHAMDULILLAH,,,TERIMAKASIH ATAS ILMU NYA USTADZ,,,,,,

    Posting Komentar